Perjuangan
Pembebasan Nasional Papua Barat, dalam kurun waktu dua tahun terakhir ( 2011 –
2012 ), mengalami perkembangan 2011 – 2012 ), mengalami perkembangan yang cukup
baik. Hal ini terlihat dengan adanya perubahan pandangan dan perhatian masyarat
Internasional. Di Katakan demikian oleh sebab, arah gerakan politik, ekonomi,
HAM dan bidang lainnya yang berfokus diwilayah Asia – Timur Tengah Khususnya,
kini melai beralih kewilayah Pasifik. Dengan begitu, gerakan Papua Merdeka saat
ini mendapat angin segar untuk semakin kuat dalam mengkonsolidasikan potensi
Internal Gerakan perjuangan Papua di lefel local, nasional Papua Barat,
regional dan internasioal agar memiliki daya dorongan kuat guna meraih simpati
dan dukungan masyarakat Internasioanl terhadap Hak Bangsa Bapua untuk merdeka
dan Berdaulat.
Konsekwensi
logis ( tantangan situasi ) dari kemajuan perjuangan seperti yang telah
diuraikan di atas, maka saat ini, gerakan perjuangan Pembebasan Bangsa Papua
mengalami tantangan perjuangan yang terus berekskalasi ( terus meningkat ),
yang dilakukan oleh Negara penjajah Indonesia. Berbagai cara dilakukan (
rekayasa dan manipulasi ) untuk memperdaya rakyat papua terus - menerus
berjuang untuk memperoleh hak dasar rakyat baik secara social, ekonomi, hukum,
politik dan lainnya. Yang dimaksudkan atau yang diingginkan oleh Negara
penjajah Indonesia adalah megalihkan isu Papua untuk tidak menjadi isu politik
internasioanal, namun hanya menjadi isu social, ekonomi nasional Indonesia.
Berbagai
manipulasi dan rekayasa politik Negara Penjajah Indonesia yang secara jelas
mengancam keselamatan rakyat dan perjuangan Pembebasan Nasional Bangsa Papua,
jika tidak ditanggapi dengan serius oleh seluruh komponen perjuangan Rakyat
Papua maka hal ini akan menjadi acaman yang lebih serius bagi rakyat dan
perjuangan Pembebasan Nasional Bangsa Papua. Oleh sebab itu, sudah waktunya
rakyat dan komponen perlawanan Bangsa Papua untuk sesegera mungkin
mengkonsolidasikan, mengorganisir dan menggerakan perjuangan Nasional Papua
Barat secara bersama – sama.
Sebagai
upaya merespon situasi politik dan perjuangan yang terjadi saat ini, maka
Sekretariat Bangsa Papua Wilayah Fakfak mengkonsolidasikan Gerakan Rakyat Sipil
Papua dalam suatu gerakan yang di namakan SUARA RAKYAT ( SURAT ).
Suara Rakyat ( SURAT ) adalah organisasi perlawanan rakyat sipil Bangsa Papua Barat yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah penjajah Indonesia dalam bentuk Aksi – aksi ( Demo ) Massa secara damai.
Suara Rakyat ( SURAT ) adalah organisasi perlawanan rakyat sipil Bangsa Papua Barat yang melakukan perlawanan terhadap pemerintah penjajah Indonesia dalam bentuk Aksi – aksi ( Demo ) Massa secara damai.
Suara
Rakyat ( SURAT ) bermaksud mengkonsolidasikan seluruh rakyat dan komponen
perjuangan rakyat Bangsa Papua Barat dalam upaya memaksimalkan potensi
Perjuangan Pembebasan Nasional Bangsa Papua Barat. Suara Rakyat ( SURAT )
bertujuan mengarahkan potensi perlawanan rakyat sipil secara maksimal bagi
Perjuangan Nasional Bangsa Papua Barat.
Rute
Aksi : arak – arakan masa aksi dari tempat persiapan aksi ketempat ke tempat
kumpul di lapangan Plasa Tambaruni Fakfak, masa selanjutnya menuju tempat
pelaksanaan aksi melalu rute sebagai berikut : Arak – arakan masa dari tempat
persiapan aksi ke tempat kumpul di lapangan Plasa Tambaruni Fakfak, melalui
rute Jln. Cenderawasih – Jln. Pelopor – melewati jalan depan kediaman Kepala
Kepolisian Repolik Indonesia Daerah ( KAPOLRES ) Fakfak – Jln.
Patimura. Dari titik kumpul masa di lapangan Plasa Tambaruni Fakfak, masa
menuju tempat aksi di Kantor Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Fakfak, kembali
melalui rute Jln. Patimura - melewati jalan depan kediaman Kepala Kepolisian
Repolik Indonesia Daerah ( KAPOLRES ) Fakfak.
Rangkaian
Kegiatan Aksi Damai ( Demo Damai ) adalah sebagai berikut :
Persiapan
masa aksi dilakukan di secretariat pada Jam 09 : 00 Waktu Papua Barat, dan
setelah melakukan persipan, masa mulai bergerak pada Jam 09 : 35 menuju titik
kumpul masa di lapangan Plasa Tambaruni Fakfak. Setelah tiba dilapangan Plasa
Tambaruni, orasi – orasi terus dilakukan untuk mengumpulkan masa yang terus
berdatangan dari berbagai penjuru Wilayah Fakfak. Setelah masa memadati
lapangan Plasa Tambaruni, maka pada 12 : 00 Waktu Papua Barat, masa melakukan
arak – arakan menuju Titik aksi. Sepanjang jalan, orasi – orasi politik terus
dilakukan dan masa dibawah komando coordinator lapangan terus menerikan yel –
yel Papua Merdeka dan juga menyanyikan lagu – lagu perlawan, yang diantaranya
lagu “ Kami Bukan Indonesia, Kami Bangsa Papua “, dan juga “ kami Bukan
Merah Putih, Kami Bintang Kejora.”
Setelah
tibanya masa di depan Kantor Perwakilan Rakyat Daerah ( DPR ) Fakfak, sebagai
tempat pelaksanaan aksi, maka kembali digelar aksi dengan dilakukannya orasi –
orasi politik yang mengacu pada Thema Aksi, “ Pembebasan Tahanan Politik “.
Sebagai
penghujung aksi damai tersebut, maka dilakukan pembecaan “ Pernyataan Sikap
Politik “ dan penyerahan “ Pernyataan Sikap Politik “ tersebut oleh perwakilan
masa aksi kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( DPRD ) Fakfak yang
diwakili oleh Wakil Ketua I DPRD Fakfak.
“
Pernyataan Sikap Politik “ Rakyat Bangsa Papua di Negara Bagian Bomberay –
Wilayah Fakfa ditandatangani oleh Penanggung Jawab Aksi : Siswanto Tigtigweria,
Koordinator Aksi : Imbron Kutanggas dan Penanggung Jawab Politik Negara Bagian
Bomberay : Apnel Hegemur. Dan, akhirnya masapun dapat membubarkan diri pada Jam
12 : 25 Waktu Papu Barat.
Konfilik
politik Papua yang berkepanjangan dari waktu – kewaktu terus memakan korban
yang tidak terhitung, baik korban waktu, tenaga, pikiran, harta, bahkan nyawa
manusia. Di tengah situasi demikian ini, juga telah menyedot perhatian berbagai
pihak, di berbagai lefel, baik di lefel local, nasional, regional hingga
intrnasional guna mencari sulusi konflik di Tanah Papua. Upaya penyelesaian
konflik tersebut antara lain dengan diluncurkannya Otonomi Khusus Papua di
Tahun 2001 dan Unit Percepatan Pembangunan Propinsi Papua dan Papua Barat (
UP4B ). Namun dalam praktekniknya, berbagai konsep tersebut yang diharapkan
dapat menjadi jawaban atas konflik yang terjadi tidak dapat memberikan jawaban
yang memuaskan. Konflik terus saja terjadi antara Rakyat Bangsa Papua pewaris
Tanah Pusaka – warisan leluhur Bangsa Papua dengan Pemerintah RI. Hal ini
menunjukan bahwa, segala sesuatu yang telah diberlakukan atas nama solusi bagi
penyelesaian konflik yang terjadi, ternyata belumlah menyentuh akar persoalan
penyebab konflik Rakyat Bangasa Papua secara substansial.
Haruslah
disadari dan diakui, bahwa perbedaan paradigma dalam memandang akar persoalan
konflik antara Rakyat Bangsa Papua dan Pemerintah Repoblik Indonesia adalah
penyebab mendasar dalam ketidak selarasan upaya penyelesaian konflik Papua. Dikatakan
demikian oleh sebab pemerintah Repoblik Indonesia memandang akar persoalan
Papua adalah persoalan kesenjangan social, ekonomi dan hukum. Sedang dilain
sisi, akar konflik bagi rakyat Bangsa Papua adalah terletak pada penyelewengan
terhadap Hak Hukum dan Status Politik Bangsa Papua Barat oleh pemerintah
Repoblik Indonesia yang telah merendahkan harkat dan martabat Rakyat Bangsa
Papua. Dalam kerangka latar belakang perbedaan paradigma di atas, maka konflik
akan terus terjadi dan sudah barang tentu yang dikorbankan adalah rakyat sipil
Bangsa Papua.
Menyikapi
dinamika konflik politik Papua yang semakin memanas, dimana agitasi dan
propaganda politik yang dimainkan pemerintah RI justru semakin mencekam dan
memberikan rasa tidak aman bagi rakyat sipil di Papua. Catatan terkini, diawal
tahun hingga pertengahan tahun 2012 telah terjadi beberapa peristiwa yang
menciderai rasa dan nilai Kemanusian di Papua. Desakan sepihak Pemerintah
Indonesia mendorong pelaksanaan Percepatan Pembangunan Propinsi Papua dan Papua
Barat yang diwarnai dengan kuatnya reaksi penolakan rakyat Papua. Peristiwa –
peristiwa penembakan, yang di klaim oleh Kepolisian Repoblik Indonesia ( POLRI
) sebagai Orang Tidak Dikenal ( OTK ) dimana pelakunya hingga saat ini belum
mampu diukapkan. Malah POLRI menyudutkan organisasi – organisasi perlawanan
rakyat Papua sebagai pelaku dari berbagai peristiwa penembakan yang terjadi.
Tebar teror terus terjadi hingga kini tanpa diketahui siapa pelaku sebenarnya.
Dalam
menyikapi situasi yang terjadi, antara lain :
- Perbedaan paradigma pemerintah Repoblik Indonesia dan Rakyat Bangsa Papua dalam upaya penyelesaian konflik berkepanjangan
- Tebar teror rakyat sipil Papua yang terus meningkat
Maka
Rakyat Bangsa Papua, Wilayah Bomberay Fakfak menyatakan sikap sebagai berikut :
1. Menyerukan kepada Pemerintah
Repoblik Indonesi dengan perangkat – perangkat negaranya, TNI / POLRI, Badan
Intelegen Negara untuk STOP stigmanisasi gerakan perjuangan rakyat Papua
sebagai Gerakan Pengacau Keamanan ( GPK ) dan Teroris.
2. Menyerukan kepada Pemerintah
Repoblik Indonesia untuk STOP memanipulasi orang perorang dan organisasi –
organisasi perjuangan rakyat Papua yang diajak berkompromi atas nama rakyat
Papua, sebab hal – hal tersebut hanya akan memperkeruh serta memperpanjang catatan
persoalan Papua.
3. Menyerukan kepada Pemerintah
Repoblik Indonesia untuk segera membebaskan seluruh Tahanan Politik Papua di
seluruh penjara repoblik Indonesia, diantaranya :
- Mr. Forcorus Yaboisembut, S.Pd, Mr.
- Edison Waromi, S.H,
- Mr. Buktar Tabuny,
- Philip Karma.
- dan seluruh tahan lainnya
4. Rakyat Bangsa Papua Wilayah
Bomberay menegaskan bahwa, perwakilan rakyat Bangsa Papua yang
berkompoten sebagai perwakilan Rakyat Papua dalam menyuarakan aspirasi Rakyat
Papua adalah mereka yang nama – namanya telah direkomendasikan melalui Konggres
Rakyat Papua – III ( KRP – III ), di antaranya :
- Dr. Beny Wenda, di Inggris
- Dr. Otto Mote, di Amerika
- Drs. Ottow Ondowame, di Vanuatu
- Rex Rumakek di Australia
- Leony Tanggahma di Belanda
5.
Menyerukan kepada masyarakat Internasional dan Perserikatan Bangsa – Bangsa (
PBB ) untuk mendorong suatu Dialog bermartabat sesuai nilai – nilai hukum dan
demokrasi yang dipraktekan secara Internasional dalam rangka menengahi konflik
antara Pemerintah Repoblik Indonesia dengan Rakyat Papua.
6.Memberikan
dukungan penuh kepada Anggota senator Australia
- Di Natali
7.Membrikan
dukangan penuh kepada Anggota Parlemen Belanda
- Staaij, C.G van der (SGP)
- Wim kortenoeven
- Voordewind, J.S (CU)
- Harry Van Bommel
8.Membrikan
dukungan penuh kepada anggota kongres Amerika
- Sheila. Jakson lee
- Eni Faleo mavaega
- dan semua anggota kongres amerika untuk menyelesaikan persoalan papua
9.
Menyerukan kepada masyarakat Internasional dan Perserikatan Bangsa – Bangsa (
PBB ) untuk membuka akses lembaga – lembaga Internasional ke Papua sebagai
upaya mengadvokasi Rakyat Papua, antara lain : Akses Media Internasional, Badan
Pengungsian Internasional dan Palang Merah Internasional.
0 komentar:
Posting Komentar
bagi siapa kritik atau melengkapi posttingan blog ini kami disini terbuka.