Tuesday 1, Apr 2025

728x90 AdSpace

Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 22 Agustus 2016

Danau Makamo DAMPAK PEMEKARAN KABUPATEN DOGIYAI



 DAMPAK PEMEKARAN KABUPATEN DOGIYAI

Usaha untuk mau lepas dari penindasan itu bukan sepihak saja, melainkan secara universal yang ada di sekitar itu. Bukan hal memuaskan sendiri, mementinkan sendiri, menerimah sendiri, tetapi mau merasakan secara bersama-sama. Harapan masyarakat adalah harapan pemerintah, penderitaan dan kecemasan masyarakat adalah penderitaan dan kecemasan pemerintah. Oleh karena itu, pihak pemerintah dan komponen masyarakat menjadi satu untuk saling dukung-mendukung, saling bahu-mambahu, saling membangun dan menata manusia dan alam ciptaan disekitarnya. Supaya semua orang yang ada di kabupaten Dogiyai ini mengalami kesejahteraan dan keselamtan hidup kini dan di sini.
Memintah pemekaran ini, karena mau menata manusia dan alam, dan juga mau menyelamatkan manusia dan segala ciptaannya. Perlu belajar dari pengalaman bahwa karena daerah ketertinggalan, maka ingin memisahkan diri dari Kabupaten induknya. Pengalaman ini menjadi guru terbaik. Karena melalui pengalaman ataupun realitas menentukan hidup yang setiap orang harapkan.
Kenyataan sekarang harapan yang setiap orang harapkan tidak tercapai, karena hidup setiap orang ini dikendalihkan oleh orang lain. Pada hidup setiap orang itu dikendalihkan oleh Yang Menciptakan kita umat maunusia.
Untuk melihat latar belakang yang akan terjadi. Apakah keputusan dan permintahan ini membawa dampak baik atau buruk. Jangan menjadi benalu bagi orang lain. Artinya mengorbankan atau menguras bagi orang lain. Itulah cara hidup benalu. Dan juga mampu melihat dan membaca fenomen-fenomen yang terjadi di sekitar kita.
Dengan demikian, masalah pemekaran bukan masalah orang perorangan, melainkan masalah bersama. Kita sebagai manusia yang punya falsafa hidup, maka berpikir sebagai  manusia Mee yang disebut penentuh hidup masa depan, maka jadikan pikiran sebagai kakakku (dimii akauwaii awii)  untuk berdiri ditengah-tengah segalah fenomen yang terjadi dan  jelih dan peka terhadap fenomen-fenomen itu.


2.     TERJADINYA KABUPATEN DOGIYAI
Setelah empat tahun menjadi polemik, pembentukan kabupaten Dodiyai selama ini menjadi bagian dari kabupaten Nabire, telah nyata menjadi kabupaten baru.
Pada 1 Maret 2007 panitia Ad Hoc I DPR menyatakan, pemekaran kabupaten Nabire layak dilanjutkan. Rancangan undang-undang pembentukan kabupaten Dogiyai sudah direkomendasikan. Karena mempunyai tujuh Distrik (Distrik Ikrar, Kamu, Kamu Selatan, Mapia, Mapia Barat, Sukikai dan Siriwo). Dilihat dari luas wilayahnya, kabupaten Dogiyai ini luasnya 4.237.4 km2. Dan juga dilihat dari jumlah penduduknya 26.1 jiwa. Dengan itu pemerintah Kabupaten Nabire dirancang undang-undang dalam sidang[1].
Aspirasi pembentukan kabupaten dogiyai memang sebuah proses pajang sejak tahun 2004. Usulan pemekaran muncul dari Kamu dan Mapia. Dua distrik yang akan nantinya pusat kabupaten yaitu, Kigamani (antara Kamu dan Mapia). Apakah usulan ini benar-benar dari masyarakat kecil atau orang yang memiliki kepentingan?. Secara logis yang ajukan pemekaran ini, orang perna duduk di kursi jabatan, orang yang gensi memperoleh jabatan, orang yang perna memprofokasi hak orang lain. Masyarakat yang belum perna dan tidak tahu pandangan kota ini tidak mungkin meminta atau mengajukan suatu aspirasi tentang pemekaran kabupaten Dogiyai ini.
3.     Pro dan Kontra Kehadiran Kabupaten Dogiyai.
Sejak pengesahan kabupaten baru pada 06 Desember 2008 lalu pemerintah kabupaten Nabire melakukan sosialisasi lahirnya kabupaten Dogiyai. Pada tanggal 21 Desember 2008 Para pejabat pemeintah baik bupati dan jajarannya mensosialisasi di Distrtik kamu dan Mapia. Setelah mensosialisasikan,  ada beberapa distrik, mahasiswa yang mengadakan aksi demo di depan kantor DPRD dan Kantor bupati Nabire, bahwa tidak ada pemekaran baru, dan masyakat gunung dan pesisir tetap dalam satu kabupaten saja. Dengan alasan  masyarakat tidak mau korban kedua kalinya setelah korban wabah, merusak hasil pertanian, merusak budaya, merusak identitas manusia Mee, tidak mau menjadi korban pembangunan. Tidak mau disingkirkan dan tidak korban dalam partai politik, maka menolak pemekaran ini , dan juga tidak mau diganggu dan dirampas hak ulayat. Para penolakan ini, mereka membawa pamphlet di beberapa distrik yang mau bergabung di Kabupaten Dogiyai yaitu, di distrik Bomomani, Kamu, dan Siriwo, namun tidak berhasil, karena perjuangan yang diperjuangkan terlambat[2].


[1] Sumber kompas, jumat 06 Juli 2007-04.48 PM
[2] Emanuel Goo News, Senin 14 Januari 2008
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

bagi siapa kritik atau melengkapi posttingan blog ini kami disini terbuka.

Item Reviewed: DAMPAK PEMEKARAN KABUPATEN DOGIYAI Rating: 5 Reviewed By: Danau Makamo

Senin, 22 Agustus 2016

DAMPAK PEMEKARAN KABUPATEN DOGIYAI



 DAMPAK PEMEKARAN KABUPATEN DOGIYAI

Usaha untuk mau lepas dari penindasan itu bukan sepihak saja, melainkan secara universal yang ada di sekitar itu. Bukan hal memuaskan sendiri, mementinkan sendiri, menerimah sendiri, tetapi mau merasakan secara bersama-sama. Harapan masyarakat adalah harapan pemerintah, penderitaan dan kecemasan masyarakat adalah penderitaan dan kecemasan pemerintah. Oleh karena itu, pihak pemerintah dan komponen masyarakat menjadi satu untuk saling dukung-mendukung, saling bahu-mambahu, saling membangun dan menata manusia dan alam ciptaan disekitarnya. Supaya semua orang yang ada di kabupaten Dogiyai ini mengalami kesejahteraan dan keselamtan hidup kini dan di sini.
Memintah pemekaran ini, karena mau menata manusia dan alam, dan juga mau menyelamatkan manusia dan segala ciptaannya. Perlu belajar dari pengalaman bahwa karena daerah ketertinggalan, maka ingin memisahkan diri dari Kabupaten induknya. Pengalaman ini menjadi guru terbaik. Karena melalui pengalaman ataupun realitas menentukan hidup yang setiap orang harapkan.
Kenyataan sekarang harapan yang setiap orang harapkan tidak tercapai, karena hidup setiap orang ini dikendalihkan oleh orang lain. Pada hidup setiap orang itu dikendalihkan oleh Yang Menciptakan kita umat maunusia.
Untuk melihat latar belakang yang akan terjadi. Apakah keputusan dan permintahan ini membawa dampak baik atau buruk. Jangan menjadi benalu bagi orang lain. Artinya mengorbankan atau menguras bagi orang lain. Itulah cara hidup benalu. Dan juga mampu melihat dan membaca fenomen-fenomen yang terjadi di sekitar kita.
Dengan demikian, masalah pemekaran bukan masalah orang perorangan, melainkan masalah bersama. Kita sebagai manusia yang punya falsafa hidup, maka berpikir sebagai  manusia Mee yang disebut penentuh hidup masa depan, maka jadikan pikiran sebagai kakakku (dimii akauwaii awii)  untuk berdiri ditengah-tengah segalah fenomen yang terjadi dan  jelih dan peka terhadap fenomen-fenomen itu.


2.     TERJADINYA KABUPATEN DOGIYAI
Setelah empat tahun menjadi polemik, pembentukan kabupaten Dodiyai selama ini menjadi bagian dari kabupaten Nabire, telah nyata menjadi kabupaten baru.
Pada 1 Maret 2007 panitia Ad Hoc I DPR menyatakan, pemekaran kabupaten Nabire layak dilanjutkan. Rancangan undang-undang pembentukan kabupaten Dogiyai sudah direkomendasikan. Karena mempunyai tujuh Distrik (Distrik Ikrar, Kamu, Kamu Selatan, Mapia, Mapia Barat, Sukikai dan Siriwo). Dilihat dari luas wilayahnya, kabupaten Dogiyai ini luasnya 4.237.4 km2. Dan juga dilihat dari jumlah penduduknya 26.1 jiwa. Dengan itu pemerintah Kabupaten Nabire dirancang undang-undang dalam sidang[1].
Aspirasi pembentukan kabupaten dogiyai memang sebuah proses pajang sejak tahun 2004. Usulan pemekaran muncul dari Kamu dan Mapia. Dua distrik yang akan nantinya pusat kabupaten yaitu, Kigamani (antara Kamu dan Mapia). Apakah usulan ini benar-benar dari masyarakat kecil atau orang yang memiliki kepentingan?. Secara logis yang ajukan pemekaran ini, orang perna duduk di kursi jabatan, orang yang gensi memperoleh jabatan, orang yang perna memprofokasi hak orang lain. Masyarakat yang belum perna dan tidak tahu pandangan kota ini tidak mungkin meminta atau mengajukan suatu aspirasi tentang pemekaran kabupaten Dogiyai ini.
3.     Pro dan Kontra Kehadiran Kabupaten Dogiyai.
Sejak pengesahan kabupaten baru pada 06 Desember 2008 lalu pemerintah kabupaten Nabire melakukan sosialisasi lahirnya kabupaten Dogiyai. Pada tanggal 21 Desember 2008 Para pejabat pemeintah baik bupati dan jajarannya mensosialisasi di Distrtik kamu dan Mapia. Setelah mensosialisasikan,  ada beberapa distrik, mahasiswa yang mengadakan aksi demo di depan kantor DPRD dan Kantor bupati Nabire, bahwa tidak ada pemekaran baru, dan masyakat gunung dan pesisir tetap dalam satu kabupaten saja. Dengan alasan  masyarakat tidak mau korban kedua kalinya setelah korban wabah, merusak hasil pertanian, merusak budaya, merusak identitas manusia Mee, tidak mau menjadi korban pembangunan. Tidak mau disingkirkan dan tidak korban dalam partai politik, maka menolak pemekaran ini , dan juga tidak mau diganggu dan dirampas hak ulayat. Para penolakan ini, mereka membawa pamphlet di beberapa distrik yang mau bergabung di Kabupaten Dogiyai yaitu, di distrik Bomomani, Kamu, dan Siriwo, namun tidak berhasil, karena perjuangan yang diperjuangkan terlambat[2].


[1] Sumber kompas, jumat 06 Juli 2007-04.48 PM
[2] Emanuel Goo News, Senin 14 Januari 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

bagi siapa kritik atau melengkapi posttingan blog ini kami disini terbuka.