![]() |
POTO DOK POLITIK DALAM KONFLIK AGAMA /JEMAAT |
POLITIK DALAM KONFLIK AGAMA /JEMAAT
Hubungan antarumat beragama di Kabupaten
dogiyai nantinya menjadi bagian konflik politik dalam dalam gereja atau anggota
Jemaat.
upaya penanganan konflik khususnya pada
Era Reformasi. Data menunjukkan bahwa
konflik bernuansa agama sering terjadi
didunia maupun Indonesia. Kasus
pembakaran gereja di
Halmahera pada 14-15 Agustus 2002, KONFLIK POSO sulawesi pada Desember 2003, penyerangan
terhadap Huriah Kristen
Batak Protestan (HKPB) dan penyerangan terhadap rumah- rumah
pengikut Ahmadiyah di Lombok pada
September 2002 adalah sebagian dari kasus-kasus lain yang melibatkan unsur
agama di dalamnya jadi ancaman konflik .Konflik-konflik tersebut
seolahberbanding terbalik dengan amanat UndangundangDasar 1945 yang menjamin kebebasan
memeluk dan melaksanakan ajaranagama. Negara Indonesia menjamin penghormatan
bagi pemeluk agama agar bisamenjalankan keyakinannya dan memfasilitasi upaya
penciptaan kerukunan antarumatberagama. Keberadaan konflik-konflik bernuansa
agama melahirkan pertanyaantentang apa yang salah dalam penerapan prinsip
penghormatan akan kebebasan
agama di masyarakat.
Salah satu isu yang selalu aktual
mengenai hubungan antar umat beragaa diIndonesia adalah pembangunan rumah
ibadah. Konflik mengenai pembangunan rumahibadah ibarat riak sungai yang selalu
muncul dan mengganggu harmoni hubungan antara umat beragama. Keputusan Bersama
antara Menteri Agama dan Menteri dalam Negeri No. 8 dan 9 Tahun 2006 adalah
upaya pemerintah untuk mengatasi konflikseputarpembangunan rumah ibadah. Pada
prakteknya, keberadaan peraturan semacam itu tidak serta merta menghentikan
kasus-kasus konflik mengenai pembangunan rumah beragama.Kasus
Kaisar Agustus mempunyai kekuasaan yang sangat
besar. Salah satu peraturan yang muncul pada masa pemerintahannya adalah
menyembah kepada Kaisar sebagai dewa mereka, walaupun mereka masih diijinkan
melakukan penyembahan kepada dewa-dewa/kepercayaan asal mereka sendiri.
Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini terjadi karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak.
Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme, itu sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Tetapi setelah orang- orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyalipan Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi agama baru. Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya diberlakukan untuk orang-orang Kristen. Kepada mereka yang tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.
Namun demikian ada kekecualian untuk orang-orang Yahudi yang mempunyai agama Yudaisme yang menjunjung tinggi monotheisme, mereka tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Hal ini terjadi karena mereka takut kalau orang Yahudi memberontak.
Kehadiran agama Kristen saat itu, pada mulanya dianggap sebagai salah satu sekte agama Yudaisme, itu sebabnya orang-orang Kristen pertama tidak diharuskan untuk menyembah kepada Kaisar. Tetapi setelah orang- orang Yahudi secara terbuka memusuhi orang Kristen (puncak peristiwa penyalipan Kristus) barulah pemerintah Romawi melihat kekristenan tidak lagi sebagai sekte Yudaisme tetapi agama baru. Sejak saat itu keharusan menyembah kepada Kaisar pun akhirnya diberlakukan untuk orang-orang Kristen. Kepada mereka yang tidak patuh pada peraturan ini mendapat hukuman dan penganiayaan yang sangat berat.
0 komentar:
Posting Komentar
bagi siapa kritik atau melengkapi posttingan blog ini kami disini terbuka.